Pages

Selayang Pandang Kab. Fakfak, Prov. Papua Barat


Kabupaten Fakfak adalah salah satu kabupaten di Provinsi Papua Barat, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Kota Fakfak. Kabupaten Fakfak terletak pada 131°30’ - 138°40’ BT dan 2°25’ - 4° LS dan berbatasan dengan: Teluk Bintuni diutara; Laut Arafura di selatan; Laut Seram dan Teluk Berau di barat; serta Kabupaten Kaimana di selatan dan timur. Kabupaten ini terkenal dengan hasil buah palanya sehingga dijuluki sebagai “Kota Pala.” Ibukotanya, Kota Fakfak, merupakan salah satu kota tertua di Papua. Data tahun 2003 menunjukkan bahwa sebanyak 722,52 ha lahan di Kabupaten Fakfak digunakan untuk perumahan/pemukiman, 6274,58 ha untuk jasa/perkantoran, 9,9 ha untuk ladang/tegalan, dan sisanya digunakan untuk yang lain.

Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat terletak di kepala burung bagian selatan letaknya sangat strategis karena mempunya hub dengan Kota Ambon yang relatif lebih pendek dibandingkan dengan kota-kota lain di pulau Papua.

Administrasi wilayah
Kabupaten Fakfak terdiri dari 9 distrik yang dibagi lagi ke dalam 7 kelurahan dan 118 kampung. Distrik Karas merupakan distrik terluas, sedangkan Distrik Fakfak Tengah merupakan distrik terkecil. Distrik Kokas merupakan distrik dengan kelurahan/kampung terbanyak, sedangkan Distrik Karas adalah distrik dengan kelurahan/kampung tersedikit. Kelurahan hanya terdapat di 3 distrik, yaitu Distrik Fakfak, Fakfak Tengah, dan Kokas.
Berikut ini merupakan daftar distrik dan distribusi kelurahan serta kampung yang ada di Kabupaten Fakfak.

Geografi
Kabupaten Fakfak mempuyai luas wilayah 14,320 Km2, Terletak di antara 131 ° 30’-138040’BT dan 2 ° 25’-4 ° 00’LS. Distrik Karas Merupakan daerah yang terluas Kabupaten Fakfak. Sedangkan Distrik Fakfak Tenggah merupakan daerah yang terkecil yaitu 705 Km2 atau 4,92% dari total luas Kabupaten Fakfak. Sedangkan Distrik Fakfak Tenggah Merupakan daerah yang terkecil yaitu 705 km2 atau 4,92% dari total luas Kabupaten Fakfak.

Kabupaten Fakfak dengan ketinggian 0-100 meter diatas permukaan laut merupakan kota tertinggi dan terdingin di Papua Barat. Kabupaten Fakfak dengan ketinggian 0-100 meter diatas permukaan laut dan Tertinggi Merupakan kota terdingin di Papua Barat.

Berdasarkan hasil pencatatan Balai Meteorologi dan Geofisika Kabupaten fakfak, suhu udara rata-rata pada tahun 2008 berkisar antara 21,6°C - 30,7°C lebih tinggi bila dibandingkan dengan keadaan tahun 2007 yang tercatat antara 21,7°C-28,9°C. Berdasarkan hasil pencatatan Balai Meteorologi dan Geofisika Kabupaten Fakfak, suhu udara rata-rata pada tahun 2008 berkisar antara 21,6 ° C - 30,7 °C lebih tinggi bila dibandingkan dengan keadaan tahun 2007 yang tercatat antara 21,7 ° C-28, 9 ° C.

Suhu terendah terjadi dibulan Agustus yaitu 20,0°C dan tertinggi terjadi bulan September yaitu 32,0°C. Suhu terendah terjadi dibulan Agustus yaitu 20,0 ° C dan Tertinggi terjadi bulan September yaitu 32,0 ° C. Rata-rata kelembaban udara pada tahun 2008 sebesar 84,8% turun dibandingkan kondisi tahun sebelumnya. Rata-rata Kelembaban udara pada tahun 2008 turun sebesar 84,8% dibandingkan kondisi tahun sebelumnya. Sedangkan curah hujan rata-rata tercatat 2.106,3 mm lebih rendah dibanding tahun 2007. Sedangkan curah hujan rata-rata tercatat 2.106,3 mm lebih rendah dibanding tahun 2007.

Lembaga Pemerintahan
Kepala Daerah
Saat ini, Bupati Fakfak adalah Mohammad Uswanas. Ia menjabat sejak tahun 2010 setelah memenangkan Pemilukada Fakfak 2010 bersama wakilnya Donatus Nimbitikendik dengan mengungguli empat pasang kandidat lainnya.

Perhubungan
Kota Fakfak berada paling jauh dengan Malakuli, ibukota Distrik Karas, dan paling dekat dengan Raduria, ibukota Distrik Fakfak Tengah. Berikut ini merupakan tabel jarak antara Kota Fakfak dengan ibukota distrik yang ada di Kabupaten Fakfak.

Keagamaan
Mayoritas penduduknya beragama Islam, tingkat asimilasi dengan dunia luar sangat tinggi sejak lama (sebelum penjajahan Belanda). Di Kabupaten Fakfak terdapat masjid tua peninggalan abad ke-17, salah satunya adalah masjid Patambura yang terletak di Kecamatan Kokas. Hal ini menunjukan bahwa Agama Islam telah masuk ke Papua sebelum abad ke-17, sebagain ahli memprediksikan bahwa telah masuk sejak abad ke- 15. Masyarakat Kabupaten Fakfak sangat menjunjung tinggi nilai keagamaan, terbukti dengan terciptanya sebuah semboyan yang sudah ada sejak turun temurun di kabupaten Fakfak yaitu Satu Tungku Tiga Batu. Di Kabupaten Fakfak yang memeluk Islam (63,2 %), Kristen (25,1 %), Katolik (11,4 %), dan lain-lain (0,30 %).

Pemekaran Kota Fakfak
Kabupaten Fakfak setelah berada dalam Provinsi Papua Barat (dulu Irian Jaya Barat) terbagi menjadi dua kabupaten perluasan sehingga diperluas menjadi Kabupatan Kaimana di sebelah timur dan kemungkiinan besar Kabupaten Fakfak sendiri akan dibagi lagi menjadi Kabupaten Kokas yang saat ini masih sebagai distrik (kecamatan). Distrik Kokas terletak 50 km yang dapat ditempuh dengan jalan darat yang lancar namun sempit hal ini lebih baik dibandingkan dilakukan melalui jalan laut sekitar 6 jam.

Kota Fakfak merupakan ibukota Kabupaten Fakfak akan dinaikkan menjadi kotamadya. Distrik yang mungkin bergabung ke dalam kota ini meliputi:

  • Fakfak
  • Fakfak Barat
  • Fakfak Tengah
  • Fakfak Timur

Pemerintah Kabupaten Fakfak saat ini sedang mengupayakan pemekaran Distrik Kokas menjadi kabupaten.

Potensi Wisata
Di bidang pariwisata, Kabupaten Fakfak memiliki beberapa situs budaya yang dapat menjadi daya tarik bagi peningkatan pembangunan di bidang pariwisata. Beberapa pusat wisata baik ekoturisme keindahan laut, peninggalan pra sejarah, keindahan alam hutannya belum membuat wisatawan mancanegara maupun domestik yang berkeinginan untuk mengunjungi Kabupaten Fakfak dikarenakan rendahnya dan kurang memadai sarana dan prasarana penunjang pariwisata baik transaportasi darat maupun udara.

Potensi wisata di Kabupaten Fakfak saat ini belum tersentuh oleh investor baik dari dalam maupun luar negeri. Obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi sebagai tempat pariwisata antara lain,

  • Desa Ubadari (sumber air),
  • Distrik Kokas dengan pemandangan alam teluk dan pulau yang masih alami
  • Goa peninggalan Jepang pada waktu Perang Dunia II,
  • Situs Purbakala Kokas atau oleh masyarakat setempat biasa disebut Tapurarang. Yaitu lukisan peninggalan zaman megalitikum pada dinding-dinding gua.
  • Masjid Tua Patimburak – masjid tertua di Papua yang didirikan pada tahun 1870.


Sekilas tentang Fakfak
Perjalanan udara
Perjalanan udara dari Surabaya ke Fakfak yang paling efesien adalah dengan menggunakan pesawat Lion Air/Wing Air. Jadwal penerbangannya setiap hari, berangkat dari Surabaya pukul 22:25 WIB dengan menggunakan Lion Air, transit di Makassar sekitar 2 jam. Tiba di Ambon pukul 06:15 WIT. Di Ambon ganti pesawat dengan pesawat Wings Air yang menggunakan pesawat baling-baling jenis ATR 72-500. Berangkat dari Ambon pukul 07:40 WIT, tiba di Fakfak pukul 08:40 WIT.

Perjalanan dari Surabaya ke Fakfak ini memang cukup melelahkan karena harus menempuh perjalanan dari tengah malam sampai pagi hari keesokan harinya, transit di Makassar, dan ganti pesawat di Ambon, otomatis tidak bisa tidur dengan normal. Berbeda dengan rute (kembali) dari Fakfak ke Surabaya.

Perjalanan dari Fakfak ke Surabaya jadwalnya pagi hari. Dari Fakfak berangkat pukul 09:10 WIT dengan Wings Air, singgah di Kaimana hanya sekitar 20 menit (untuk mengisi bahan bakar). Dari Kaimana ke Ambon, tiba pukul 12:00 WIT. Turun dari pesawat langsung menuju ganti pesawat Lion Air, tanpa menunggu lagi di ruang tunggu. Dari Ambon pukul 12:45 WIT, tiba di Surabaya pukul 13:30 WIB

Kalau dari Jakarta, dengan Lion Air/Wings Air juga, biayanya hampir sama. Bedanya pesawat tidak transit di Makassar. Dari Jakarta langsung ke Ambon. Berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng pada pukul 01:30 WIB.

Kota Fakfak
Bandara Torea, sebagaimana bandara sejenis di kota kecil dikelola dengan cara-cara yang masih manual. Pengambilan bagasi, misalnya, diangkut dengan mobil pick-up dari pesawat, kemudian dibawa ke ruang pengambilan bagasi, dan diserahkan secara manual kepada pemilik barang barang masing-masing.

Karena Fakfak terletak di lereng gunung dekat laut yang berbukti-bukit, maka dari kota Fakfak dapat dinikmati pemandangan laut yang indah.

Kebanyakan jalan-jalan di kota Fakfak, salah satu sisinya adalah jurang. Oleh karena itu rumah-rumah yang dibangun di sana pun mengikuti permukaan tanahnya yang berjurang itu. Jadi, di bagian depan rumahnya hanya satu lantai saja, ke tengah sampai ke belakang terdiri dua sampai tiga lantai. Sebagian besar rumah di sana atapnya menggunakan seng-seng gelombang. Rumah-rumah lamanya sebagian besar masih terdiri dari kayu dan papan. Papan dipakai untuk lantai. Jangan salah, ini bukan kayu dan papan dari bahan kayu sembarangan, tetapi ini merupakan bahan kayu dari pohon sejenis pohon jati yang sangat kuat dan awet. Di Fakfak menyebutnya dengan nama “kayu besi.” Banyak rumah yang terbuat dari kayu besi sudah berumur puluhan tahun.

Di Fakfak, terdapat cukup banyak pedagang dan pengusaha warung makan. Sebagian besar yang berasal dari Makassar (pedagang barang-barang kelontong) dan Jawa Timur, seperti Lamongan, yang membuka usaha warung-warung makan ikan bakar dan Soto Ayam Lamongan, bakso, mie/nasi goreng, dan lain-lain.

Pusat kota dan pusat perdagangannya terdapat di Jalan Izak Telussa yang dinominasi oleh para pedagang dari etnis Tionghoa, yang sudah bermukim di sana secara turun-menurun. Sekarang, sudah generasi kelimanya.

Angkutan umum di Fakfak ada dua jenis, yaitu taksi dan ojek. Tetapi, yang namanya taksi di Fakfak, jangan disamakan dengan taksi sebagaimana umumnya di kota-kota besar. Yang disebut taksi di Fakkfak adalah mobil angkutan umum yang di Jawa dinamakan angkutan kota (angkot).

Unknown

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

No comments:

Post a Comment